Minggu, 01 Januari 2012

Budaya Islam dan Kemanusiaan




Tidak berlebihan jika kita mengklaim bahwa budaya Islam lahir dan berkembang atas dasar dialog dan menghormati budaya orang lain, menjunjung tinggi kemanusiaan, mengajak dengan penuh hikmah dan berdebat dengan etika yang sopan dan lebih baik.Keterbukaan pola pikir Islam dengan berdialog ditandai dengan gerakan terjemah dari Bahasa Yunani ke dalam Bahasa Arab atau sebaliknya dengan bebas tanpa prosedur yang rumit. Selain itu juga Ilmu pengetahuan hasil pemikiran dan uji cobak ulamak muslim terbuka lebar bagi semua terutama bagi pelajar-pelajar yang datang dari Negara-negara Eropa di masa kegelapanya.
Kalimatun Sawa’ dalam bahasa al Qur’an sebagai prinsip dasar budaya Islam yang merupakan titik temu (Melting pot) antara Islam dan kemanusian, antara nasionalisme dan kebangsaan,antara parsial dan yang global,antara akidah Islam dan agama samawi lainya.Semua Agama Samawi terutama Islam mengajak untuk persaudaraan, persamaan,keadilan,toleran,kasih sayang, serta menjaga nilai-nilai mulia lainya,disamping itu juga Islam mengajak kepada para pemeluknya agar menghormati pemeluk agama lain serta memelihara darah, harta, dan kehormatan saudaranya se- agama atau yang beda agama .
Sungguh ironis, sebagian dari pemeluk Agama-agama Samawi ini memahami agamanya tidak benar, atau terlalu ekstrim dalam memahami dan mengamalkan hukum-hukum syara’. Dan konflik antar ummat beragama lahir dari sikap tersebut, dan seringkali berkembang menjadi konflik antar budaya kemudian diselesaikan dengan cara kekerasan dan agresi Meliter tehadap pemeluk lainya dengan dalih perang melawan teroris,penegakan demokrasi,dan pembelaan terhadap hak-hak wanita,dan alasan-alasan gak jelas lainya.
Pemahaman yang benar dan baik terhadap ajaran agama dapat mencegah terjadinya konflik antar pemeluk agama dan sekaligus mencegah terjadinya konflik budaya,dan bahkan bisa berubah menjadi dialog antar budaya atau sedikitnya membangun hidup di tengah-tengah kemajmukan budaya. Seorang filosof India Radha Kishnan pernah berkata: “Jika kita masing-masing, tidak membesar-besarkan aspek perbedaan dalam keyakinan dan budaya, niscaya kita akan menyatu,karena essensi sebenarnya dari kemanusian adalah kesatuan, walaupun tercipta dari budaya dan agama yang berbeda”.

Tidak ada komentar: